Jumat, 17 Juni 2011

FADHILAH HARI JUM'AT

Diantara Fadhilah Hari Jum’at :

1.      Bahwasanya ia adalah sebaik-baik hari. Dari Abu Hurairoh Radhiyallahu ’anhu dari Nabi Shallallahu ’alaihi wa Salam beliau bersabda :

خير يوم طلعت عليه الشمس يوم الجمعة فيه خلق آدم وفيه أدخل الجنة وفيه أخرج منها ولا تقوم الساعة إلا في يوم الجمعة

Sebaik-baik hari yang matahari terbit padanya (hari cerah) adalah hari Jum’at, (karena) pada hari ini Adam diciptakan, hari ini pula Adam dimasukkan ke dalam surga dan dikeluarkan darinya, dan tidaklah akan datang hari kiamat kecuali pada hari Jum’at.” [HR Muslim].

2.      Hari ini mengandung kewajiban sholat Jum’at yang merupakan sebesar-besar kewajiban Islam yang paling ditekankan dan seagung-agungnya berhimpunnya kaum muslimin. Barangsiapa meninggalkannya (menunaikan sholat Jum’at) karena meremehkannya, niscaya Alloh tutup hatinya sebagaimana di dalam hadits shahih yang diriwayatkan Muslim.

3.      Bahwasanya di dalamnya terdapat waktu yang orang berdo’a di dalamnya diijabahi (dikabulkan). Dari Abu Hurairoh radhiyallahu ’anhu berkata : Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa Salam bersabda :

إن في الجمعة ساعة لا يوافقها عبد مسلم وهو قائم يصلى يسأل الله شيئا إلا أعطاه إياه

Sesungguhnya di dalam hari Jum’at ini, ada suatu waktu yang tidaklah seorang Muslim menemuinya (hari Jum’at) sedangkan ia dalam keadaan berdiri sholat memohon sesuatu kepada Alloh, melainkan akan Alloh berikan padanya.” (Muttafaq ’alaihi)

Ibnul Qoyyim berkata setelah menyebutkan adanya perselisihan tentang penentuan spesifikasi waktu ini :

”Pendapat-pendapat yang paling rajih (kuat) adalah dua pendapat yang keduanya terkandung di dalam sebuah hadits yang tsabit (shahih). Yaitu : Pendapat pertama, bahwasanya (waktu ijabah tersebut) mulai dari duduknya imam hingga ditunaikannya sholat, sebagaimana dalam hadits Ibnu ’Umar bahwasanya Nabi Shallallahu ’alaihi wa Salam bersabda :


هي ما بين أن يجلس الإمام إلى أن تقضى الصلاة

”(waktu ijabah tersebut) yaitu diantara duduknya imam sampai ditunaikannya sholat.” (HR Muslim).

Pendapat kedua, yaitu setelah waktu ’Ashar. Dan ini adalah dua pendapat yang paling kuat. [Zaadul Ma’ad I/389-390].

4.      Bahwasanya bersedekah di dalamnya kebih baik daripada bersedekah pada hari lainnya. Ibnul Qoyyim berkata : ”bersedekah pada hari Jum’at dibandingkan hari-hari lainnya dalam sepekan, seperti bersedekah pada bulan Ramadhan dibandingkan bulan-bulan lainnya.” Dan di dalam hadits Ka’ab (dikatakan) :

والصدقة فيه  أعظم من الصدقة في سائر الأيام

Bersedekah di dalamnya lebih besar (pahalanya) daripada bersedekah pada hari lainnya.” [hadits mauquf shahih namun memiliki hukum marfu’].

5.      Bahwasanya ia adalah hari dimana Alloh Azza wa Jalla memuliakan di dalamnya para wali-wali-Nya kaum mukminin di dalam surga. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ’anhu, beliau berkata tentang firman Alloh Azza wa Jalla :

(( وَلَدَيْنَا مَزِيْدٌ )) 

Dan pada sisi kami ada tambahannya.” (QS Qoof : 35)

Beliau berkata : ”Alloh muliakan mereka pada tiap hari Jum’at.”

6.      Bahwasanya ia adalah hari ’Ied (perayaan) yang berulang-ulang setiap pekan. Dari Ibnu ’Abbas radhiyallahu ’anhuma berkata : Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa Salam bersabda :

إ ن هذا يوم عيد جعله الله للمسلمين فمن جاء الجمعة فليغتسل...

Sesungguhnya hari ini adalah hari ’Ied yang Alloh jadikan bagi kaum Muslimin, barangsiapa yang mendapati hari Jum’at hendaknya ia mandi...” [HR Ibnu Majah dalam Shahih at-Targhib I/298].

7.      Bahwasanya ia adalah hari yang menghapuskan dosa-dosa. Dari Salman beliau berkata : Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa Salam bersabda :

لا يغتسل  رجل يوم الجمعة ويتطهر ما استطاع من طهر ويدهن من دهنه أو يمس من طيب بيته ثم يخرج فلا يفرق بين اثنين ثم يصلي ما كتب له ثم ينصت إذا تكلم  الإمام إلا غفر له ما  بينه وبين الجمعة الأخرى

Tidaklah seorang hamba mandi pada hari Jum’at dan bersuci dengan sebaik-baik bersuci, lalu ia meminyaki rambutnya atau berparfum dengan minyak wangi, kemudian ia keluar (menunaikan sholat Jum’at) dan tidak memisahkan antara dua orang (yang duduk), kemudian ia melakukan sholat apa yang diwajibkan atasnya dan ia diam ketika Imam berkhutbah, melainkan segala dosanya akan diampuni antara hari Jum’at ini dengan Jum’at lainnya.” [HR Bukhari].

8.      Bahwasanya orang yang berjalan untuk menunaikan sholat Jum’at, pada tiap langkah kakinya ada pahala puasa dan sholat setahun sebagaimana hadits Aus bin Aus radhiyallahu ’anhu beliau berkata :

Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa Salam bersabda :

من غسل واغتسل يوم الجمعة وبكر وابتكر ودنا من الإمام فأنصت, كان له بكل خطوة يخطوها صيام سنة وقيامها وذلك على الله يسير

Barangsiapa yang mandi lalu berwudhu pada hari Jum’at, lalu ia bersegera dan bergegas (untuk sholat), kemudian ia mendekat kepada imam dan diam, maka baginya pada setiap langkah kaki yang ia langkahkan (ada pahala) puasa dan sholat setahun, dan yang demikian ini adalah sesuatu yang mudah bagi Alloh.” [HR Ahmad dan Ashhabus Sunnan, dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah].

Allohu Akbar! Setiap langkah yang diayun menuju sholat Jum’at sepadan dengan puasa dan sholat setahun?!

Dimana orang-orang yang mau berlekas untuk menuju kebesaran ini?! Dimana orang-orang yang menginginkan anugerah ini?!

(( ذَلِكَ فَضْلُ اللّهِ يُؤْتِيْهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ ذُوْ الفَضْلِ العَظِيْمِ )) 

Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (QS al-Hadiid : 21)

9.      Bahwasanya Jahannam itu dinyalakan –yaitu dikobarkan apinya- setiap hari dalam sepekan kecuali pada hari Jum’at, yang mana hal ini sebagai (salah satu bentuk) pemuliaan terhadap hari yang agung ini. [Lihat Zaadul Ma’ad I/387].

10. Bahwasanya meninggal pada hari Jum’at atau malamnya merupakan tanda-tanda husnul khotimah, dimana orang yang wafat pada hari ini akan aman dari siksa kubur dan dari pertanyaan dua Malaikat. Dari Ibnu ’Amr radhiyallahu ’anhuma beliau berkata : Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa Salam bersabda :

ما من مسلم يموت يوم الجمعة أو ليلة الجمعة إلا وقاه الله تعالى فتنة القبر 

Tidaklah seorang muslim meninggal pada hari Jum’at atau pada malam Jum’at, kecuali Alloh Ta’ala lindungi dari fitnah kubur.” [R Ahmad dan Turmudi, dishahihkan oleh al-Albani].


Wallahua'lam bishshowwab
Semoga bermanfaat

oleh Muhammad Zainuddin pada 16 Juni 2011 jam 14:48

ALLAH Mengharamkan Berlibur Hari Sabtu dan Minggu

Masyarakat Islam adalah orang-orang aktif dinamis. Mereka tidak membiarkan waktu berlalu dengan percuma bermalas-malas, tetapi mempergunakannya untuk kepentingan amar makruf nahi mungkar dan kegiatan lainnya dalam masyarakat, pelaksanaannya tercakup pada Ayat 4/103, juga diperkuat oleh Firman yang maksudnya:


وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ
وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِوَأُوْلَـئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

3/104. Hendaklah ada dari kamu ummat yang menyeru kepada kebaikan serta menyuruh
pada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar. Itulah orang-orang yang menang.


إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
49/10. Bahkan orang-orang beriman itu bersaudara, maka berbuat baiklah di antara sesamamu,
dan insaflah pada ALLAH semoga kamu dikasihi.


Tidak ada waktu bagi orang-orang beriman untuk istirahat bersenang-senang tanpa kerja sementara warga sesamanya masih hidup kekurangan. Mereka tidak akan istirahat selagi masih ada urusan yang belum selesai atau yang akan diperbaiki terutama yang berhubungan langsung dengan hukum Muhkamat menurut Alquran. Istirahat bagi mereka hanyalah tidur waktu mana tubuh dan pikiran memang mengaso tanpa sesuatu pekerjaan, membentuk kekuatan baru, untuk bangun kembali dengan kondisi sehat segar bagi kegiatan lain.

Jika diperhatikan dengan seksama akan diketahuilah bahwa ketentuan ALLAH demikian sesungguhnya benar dan jadi kenyataan, bahwa istirahat hanyalah waktu tidur. Betapa pula seorang dikatakan istirahat sewaktu bangun padahal otaknya tetap bekerja mengingat dan berpikir. Maka orang yang sengaja menghentikan pekerjaan otaknya sewaktu bangun berarti memaksakan sesuatu yang tidak mungkin berlaku atau hanya sekedar menipu diri dan memperbodoh otaknya sendiri. Betapa pula seorang dikatakan istirahat sewaktu bangun jika seluruh anggota badannya masih berfungsi dan bekerja untuk makan minum dan sebagainya, kecuali istirahat itu hanyalah penamaan yang diberikan untuk mengelakkan tugas sehari-hari agar dapat berbuat leluasa menurut kehendak hati yang umumnya mendorong kepada tantangan terhadap hukum Islam. Dia lalu menamakan istirahat itu dengan libur atau week-end, dan mengisikan acara hari itu dengan pesta, minuman keras, main kartu, piknik, pertandingan judi, dan lain-lain yang sebahagian besar dilarang ALLAH.

Sebaliknya orang-orang beriman hanya istirahat waktu tidur setiap hari, dan libur tahunan pada bulan Ramadhan selama 29 atau 30 hari. Mereka hidup tanpa week-end yang jumlahnya 52 hari pada masyarakat lain. Mereka menang dalam jumlah hari kerja tanpa menghentikan kegiatan otak dan selalu menghindarkan diri dari kemarahan ALLAH. Kerugian dalam bidang ekonomi rumah tangga dan negara tampak berlaku dengan libur mingguan, sementara keuntungan hampir tiada. Seorang suami tidak beruntung dengan libur mingguan karena tenaganya bukan bertambah pada hari itu malah berkurang dengan berbagai kesibukan mingguan, tetapi rugi karena penghasilannya terhenti satu hari dalam seminggu bahkan kadang-kadang libur itu menghabiskan penghasilan yang didapatnya selama enam hari berlalu. Jika dia berlibur selama bulan Ramadhan, maka harinya hanyalah 29 atau 30 tetapi hidup dalam bimbingan iman menurut hukum Islam tanpa pemborosan dan perbuatan mungkar. Jadi libur tahunan menurut Islam pada bulan Ramadhan lebih berfaedah dan konstruktif, sementara libur mingguan menurut agama lain bahkan merugikan dan sifatnya destruktif terhadap hukum ALLAH.

Suatu negara tidaklah beruntung meresmikan libur mingguan bagi jawatan dan penduduknya. 52 hari dalam setahun jadi terbuang percuma sementara berbagai urusan biasanya bertumpuk untuk diselesaikan. Celakanya lagi, pegawai atau buruh yang tidak menilai jabatan dan hidupnya secara wajar, malah mempercepat libur itu dengan hari sebelumnya atau memperpanjang dengan hari berikutnya, yaitu yang sebenarnya tidak pernah ada jika dipakai libur tahunan pada bulan Ramadhan. Negara dirugikan dengan libur mingguan karena produksinya berkurang 1/7 daripada mestinya setiap tahun, sementara dengan libur Ramadhan dia kehilangan 1/12 bahagian tetapi masih dapat diganti dengan aktifitas lain karena harinya berturut-turut selama 29 atau 30, dan tentang ini setiap pemerintah dapat merencanakan sebaik mungkin.

Ditinjau pada asal usul, ternyata libur mingguan itu berasal dari agama Yahudi dengan menempatkan hari ketujuh, Sabtu, selaku hari libur. Sayangnya hal ini telah merebak memasuki masyarakat Islam tanpa pengertian sesungguhnya tentang hukum ALLAH mengenai libur. Mereka telah mengubah nama SAB'U menjadi Sabtu yang artinya "istirahat." Untuk menghemat waktu dan untuk tidak dikatakan mengikut Yahudi, kebanyakan orang Islam berlibur pada hari Jum'at yang Shalat Zuhurnya dilakukan berjama'ah di Masjid, namun libur pada hari Jum'at itu masih tetap bertantangan dengan hukum ALLAH dalam Alquran. Dan untuk tidak mengikuti Yahudi demikian pula, agama Kristen menetapkan libur mingguan pada hari Ahad atau Sunday yaitu hari yang menurut maksudnya adalah untuk bermandi sinar Surya.


Tentang libur mingguan ini, ALLAH menyatakan pada Firman-NYA dengan arti sebagai berikut:

وَلَقَدْ عَلِمْتُمُ الَّذِينَ اعْتَدَواْ مِنكُمْ فِي السَّبْتِ فَقُلْنَا لَهُمْ كُونُواْ قِرَدَةً خَاسِئِينَ
2/65. Sesungguhnya kamu mengetahui orang-orang yang melanggar hukum dari kamu tentang
istirahat, lalu KAMI katakan pada mereka: "Jadilah monyet yang menyerigai."


فَجَعَلْنَاهَا نَكَالاً لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهَا وَمَا خَلْفَهَا وَمَوْعِظَةً لِّلْمُتَّقِينَ
2/66. KAMI jadikan hal itu sanksi hukum bagi yang sebelumnya dan yang sesudahnya,
serta pelajaran untuk orang-orang yag insaf.


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ أُوتُواْ الْكِتَابَ آمِنُواْ بِمَا نَزَّلْنَا مُصَدِّقاً لِّمَا مَعَكُم
مِّن قَبْلِ أَن نَّطْمِسَ وُجُوهاً فَنَرُدَّهَاعَلَى أَدْبَارِهَا أَوْ نَلْعَنَهُمْ كَمَا لَعَنَّا أَصْحَابَ السَّبْتِ وَكَانَ أَمْرُ اللّهِ مَفْعُول

4/47. Wahai orang-orang yang diberi Kitab, berimanlah pada yang KAMI turunkan paralel dengan yang ada
bersamamu sebelum KAMI hilangkan wajah-wajah lalu KAMI balikkan dia kebelakangnya. Atau KAMI kutuki mereka
sebagaimana KAMI telah mengutuki kawanan istirahat (libur mingguan), dan perintah ALLAH harus dilakukan.


وَرَفَعْنَا فَوْقَهُمُ الطُّورَ بِمِيثَاقِهِمْ
وَقُلْنَا لَهُمُ ادْخُلُواْ الْبَابَ سُجَّداً وَقُلْنَا لَهُمْ لاَ تَعْدُواْ فِي السَّبْتِوَأَخَذْنَا مِنْهُم مِّيثَاقاً غَلِيظاً

4/154. Dan KAMI angkatkan di atas mereka aurora dengan perjanjian mereka, dan KAMI katakan
pada mereka:" Masukilah pintu itu dengan bersujud," dan KAMI katakan pada mereka:
"Jangan mengulangi tentang istirahat." Dan KAMI ambil dari mereka perjanjian keras.


واَسْأَلْهُمْ عَنِ الْقَرْيَةِ الَّتِي كَانَتْ حَاضِرَةَ الْبَحْرِ إِذْ يَعْدُونَ
فِي السَّبْتِ إِذْ تَأْتِيهِمْ حِيتَانُهُمْ يَوْمَ سَبْتِهِمْ شُرَّعاًوَيَوْمَ لاَ يَسْبِتُونَ لاَ تَأْتِيهِمْ كَذَلِكَ نَبْلُوهُم بِمَا كَانُوا يَفْسُقُونَ

7/163. Tanyailah mereka tentang negeri yang dekat laut itu ketika mereka mengulangi tentang istirahat
(mingguan), ketika ikan-ikan mereka datang pada mereka di hari istirahat tradisional mereka, dan tidak datang
pada hari mereka tidak istirahat. Demikianlah KAMI uji mereka tersebab mereka telah fasik.


ثُمَّ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ أَنِ اتَّبِعْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفاً وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
16/123. Kemudian KAMI wahyukan kepadamu agar engkau mengikuti doktrin Ibrahim sesempurnanya,
tidaklah dia termasuk musyrikin.


إِنَّمَا جُعِلَ السَّبْتُ عَلَى الَّذِينَ اخْتَلَفُواْ فِيهِ وَإِنَّ رَبَّكَ لَيَحْكُمُ بَيْنَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِيمَا كَانُواْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ
16/124. Bahwa telah dijadikan istirahat (mingguan) atas orang-orang yang berselisihan tentangnya.
Bahwa TUHAN-mu akan menghukum di antara mereka pada Hari kiamat tentang apa yang
mereka perselisihkan.


Ayat 2/65 menyatakan bahwa libur mingguan adalah suatu pelanggaran hukum, lalu ALLAH menjadikan orang-orang yang melakukannya diantara Bani Israil berupa monyet menyerigai. ALLAH telah menentukan sifat masing-masing makhluk hidup, dan monyet bersifat suka meniru perbuatan yang dilihatnya tanpa pengertian tentang maksud perbuatan itu. Monyet suka menggertak terhadap makhluk lain, tetapi gertak itu dilakukannya sewaktu berkumpul besama-sama, dan mereka lari sewaktu menghadap tantangan spontan. Monyet juga biasanya hidup di dahan pohon yang tinggi, sembari mencibirkan makhluk lain yang kebetulan lewat di bawahnya sebagai mengejek dengan sikap sombong. Hal ini dikatakan menyeringai yaitu mencibir mengejek tanpa kesadaran tentang keadaan diri sendiri.

Jadi masyarakat yang membiasakan diri dengan libur mingguan akan bersikap sama dengan pelanggaran hukum yang dilakukan setengah Bani Israil tadi pada siapa berlaku ketentuan ALLAH, bahwa mereka suka meniru sekalipun tidak memahami tujuan perbuatan. Bahwa mereka suka melakukan gertak sambal atau juga gertak monyet sewaktu bersama tetapi secara pribadi adalah pengecut dan opportunis. Bahwa mereka suka berlagak gagah, berpakaian bagus dengan berbagai alat make-up, mondar-mandir dalam negeri sembari memandang enteng terhadap orang lain, sementara keadaannya sehari-hari sangat menyedihkan, berpakaian kumal, dalam tingkatan hidup rendah.



Benar tidaknya analisa kita tentang ketentuan ALLAH mengenai hal demikian, terserah pada penelitian atas kejadian mingguan bagi mereka yang suka berweek-end, tetapi ALLAH menjadikan hal itu selaku sanksi hukum pada masa dulunya, masa kini, dan pada waktu-waktu selanjutnya. Untuk itu, perhatikanlah maksud Ayat 2/66 selaku bahan pelajaran bagi orang-orang insaf tentang hidup dan nasib diri. Keadaan demikian dinyatakan sebagai kutuk ALLAH, termuat pada Ayat 4/47, tentang mana ketentuan ALLAH pasti berlaku di semua zaman.

Ayat 4/154 dan 7/163 menyatakan bahwa libur mingguan adalah terlarang, dan kalau dulunya sudah berlaku sebagai tradisi, hendaklah tidak diulangi lagi. Tetapi karena Bani Israil demikian telah biasa dengan sikap tradisional itu, lalu ALLAH menguji mereka, tidak membiarkan ikan di laut untuk mereka tangkap selama enam hari dan membiarkan ikan itu berapungan pada hari libur mereka setiap minggu. Hal ini ditentukan ALLAH agar mereka tidak mengadakan hari libur mingguan lagi, namun keadaan demikian telah mengubah waktu libur dari hari ketujuh kepada hari pertama yaitu Ahad atau Sunday.

Sebagai tadi telah kita katakan bahwa libur mingguan itu salah menurut tujuan, juga salah menurut hukum ALLAH dalam Alquran, tetapi juga telah salah menurut dasar semulanya karena Bani Israil dalam agama Yahudi dan Kristen mempercayai bahwa Tuhan istirahat pada hari ketujuh sebagai mereka tuliskan dalam The Bible selaku Kitab Suci mereka:


Genesis

2:2 And on the seventh day God ended his work which he had made,
and he rested on the seventh day from all his work which he had made.

2:3 And God blessed the seventh day, and sanctified it because
that in it he had rested from all his work which God created and made.
Kejadian
Dan pada hari ketujuh Tuhan mengakhiri perkerjaannya yang telah dia jadikan,
dan dia istirahat pada hari ketujuh itu dari semua perkerjaannya yang telah dia lakukan.

Dan Tuhan memberkahi hari ketujuh itu, dan menyucikannya: karena padanya
dia telah istirahatdari semua pekerjaannya yang Tuhan ciptakan dan jadikan.

Inilah dasar utama bagi orang-orang di luar Islam untuk berlibur mingguan dengan kepercayaan bahwa Tuhan telah menyelesaikan semua pekerjaannya pada hari ketujuh, lalu dia istirahat pada hari itu memberkahi hari ketujuh itu dan menyatakan sebagai hari suci.

Banyak sekali yang akan kita kemukakan tentang itu, baik mengenai istilah "hari", istirahat, berkah, begitupun mengenai hari suci. yang hampir semuanya bertantangan dengan logika dan kejadian, tetapi baiklah di bawah ini kita kutipkan tantangan Alquran yang maksudnya sebagai berikut:


يَسْأَلُهُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِي شَأْنٍ
55/29. Meminta pada-NYA siapa yang di planet-planet dan di Bumi.
Setiap hari DIA dalam kesibukan.
Jadi kalau diperhatikan lebih jauh, ternyatalah kekeliruan tentang berlibur mingguan pada setengah masyarakat Islam berpokok dari pengaruh agama asing, atau bertendens agama, tentang mana setiap orang hendaklah menyadari ketentuan hukum agamanya dan mawas diri hingga tidak termasuk golongan yang dimarahi ALLAH.

Untuk hal ini sebaiknya orang-orang Islam sekali lagi memperhatikan ketentuan ALLAH termuat pada Ayat 16/123, dan 16/124. Bahwa Nabi Ibrahim hidup sebelum Taurat diturunkan kepada Nabi Musa, juga sebelum The Bible ditulis orang, bahkan dialah yang jadi kakek dari Yakub yang berketurunan kepada 12 bangsa Bani Israil. Ibrahim itu dulunya menganut agama Islam yang melarang adanya libur mingguan. Hukum Islam yang tercantum dalam Alquran adalah doktrin Ibrahim, yang kepadanya Nabi Muhammad bahkan semua manusia diperintahkan mengikuti sesempurnanya.

Cara jitu menjaga anak dari teror porno di dunia maya

Penggunaan internet dari hari ke hari bertambah secara eksponensial. Jumlah situspun dari hari semakin bertambah termasuk situs porno yang memuat gambar statis, video porno sampai ke sex online on demand.
Selain pendidikan agama, pendidikan sex, pendekatan kasih sayang, pengarahan, komunikasi terbuka yang telah diberikan oleh orang tua kepada si anak, sebagai orang tua kita patut was-was akan pengaruh dan perkembangan sisi negatif dari internet ini. Berbagai barikade perlu dipasang agar anak kita tidak sampai kecanduan surfing ke situs porno yang akan mempengaruhi perkembangan jiwa dan perlikau si anak.
Sebenarnya aplikasi atau software ini dibuat oleh WRAAC.org, suatu organisasi non-profit. Organisasi ini didirikan oleh para orang tua yang berasal dari beragam latar belakang yang memiliki keluarga dan anak serta memiliki kekuatiran yang sama terhadap anak-anak mereka.
Daripada anda tidak melakukan apa-apa, mari coba download aplikasinya di (silahkan anda pilih mana yang lebih baik)
Cara lain adalah dengan meblokir situs porno tersebut, disini saya contohkan situs “playboy.com” yaitu dengan cara  mengatur file konfigurasi “squid.conf” :
1. Menyaring berdasarkan nama domain atau URL lengkap, misalnya memblokir situs “www.playboy.com” maka cukup ditambahkan dua baris berikut ini :
acl bad dstdomain www.playboy.com
http_access deny bad
Kelemahan cara ini, situs “playboy.com” masih bisa diakses dan juga akan banyak acl yg harus di definisikan. Solusinya dengan cara membuat file khusus yg berisi daftar situs-situs yang diblokir sehingga konfigurasinya menjadi sbb :
acl bad dstdomain “/etc/squid/sex”
http_access deny bad
dan isi file “/etc/squid/sex” misalnya sbb:
vicidi.com
bedclip.com
indonona.com
exoticazza.com
dewasex.com
2. Menyaring berdasarkan kata yang terkandung pada nama domain, misalnya saya ingin memblokir situs yang mengandung kata “nude” maka konfigurasinya sbb :
acl bad url_regex -i nude
http_access deny bad
atau dengan membuat file khusus berisi daftar kata-kata yang dilarang maka sbb:
acl bad url_regex -i “/etc/squid/badwords”
http_access deny bad
dan isi file “/etc/squid/badwords” misalnya sbb:
theorgy
penthousemag
playboy
1stsex
Lolita

Sumber artikel: Yahoo Answer
Semoga artikel ini bermanfaat!

Siksa Kubur

Banyak sekali masalah-masalah keagamaan yang perlu kita bahas, sedang waktu dan tempat amat terbatas bagi kita. Namun kru buletin mungilAl-Atsariyyah masih tetap setia menemani Anda dalam rubrik fatwa.
Kali ini kami akan menurunkan fatwa: "Hukum Mengingkari Siksa Kubur", "Pintu Ijtihad Belum Tertutup", dan "Hukum Taqlid".

  • Hukum Mengingkari Siksa Kubur
Siksa kubur adalah perkara yang pasti ada. Perkara ini termasuk masalah aqidah yang telah lama diyakini oleh Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- dan pengikutnya.
A’isyah -radhiyallahu ‘anha- menuturkan,
أَنَّ يَهُوْدِيَّةً دَخَلَتْ عَلَيْهَا فَذَكَرَتْ عَذَابَ الْقَبْرِ. فَقَالَتْ لَهَا: أَعَاذَكِ اللهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ . فَسَأَلَتْ عَائِشَةُ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا عَنْ عَذَابِ الْقَبْرِ, فَقَالَ: ( نَعَمْ, عَذَابُ الْقَبْرِ حَقٌ ) . قَالَتْ عَائِشَةُ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا: فَمَا رَأَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْدُ صَلَّى صَلاَََةً إِلاَّ تَعَوَّذَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ
"Seorang wanita Yahudi pernah masuk menemui A’isyah. Wanita itu menyebutkan siksa kubur seraya berkata kepada A’isyah, "Semoga Allah menjagamu dari siksa kubur. Kemudian A’isyah bertanya (kepada Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- ) tentang siksa kubur, maka Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda, "Ya, siksa kubur benar ada". A’isyah berkata, "Aku tak pernah melihat Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- sholat setelah itu, kecuali beliau meminta perlindungan dari siksa kubur". [HR. Al-Bukhariy dalam Shahih-nya (1372)]
Kemudian dekade terakhir ini, muncul sekelompok manusia dari kalangan Hizbut Tahrir (HTI) yang berusaha menolak hadits ahad dalam masalah aqidah sehingga mereka banyak mengingkari aqidah (keyakinan) yang ada dalam hadits-hadits ahad tersebut, seperti masalah siksa kubur. Orang-orang Hizbut Tahrir telah mengingkari aqidah adanya siksa kubur !! Ini adalah paham sesat yang telah diusung sebelumnya oleh pendahulu mereka dari kalangan sekte sempalan, Mu’tazilah !!!
Ada yang pernah menyoal perkara ini kepada para ulama’ Ahlus Sunnah wal Jama’ah, "Apa hukumnya mengingkari siksa kubur dengan dalih bahwa hadits-hadits yang berkaitan dengan siksa kubur adalah hadits-hadits ahad. Sedang hadits ahad tidak boleh dipegangi sama sekali dalam perkara aqidah?"
Para ulama’ Ahlus Sunnah yang tergabung dalam Lembaga Fatwa Al-Lajnah Ad-Da’imahmemberikan jawaban kepada si Penanya setelah memuji Allah, dan bersholawat kepada Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- dan para sahabatnya, "Jika telah nyata sebuah hadits ahad dari Rasul -Shollallahu ‘alaihi wasallam-, maka hadits itu adalah hujjah dalam perkara yang ia tunjukkan dalam hal aqidah, maupun amaliah berdasarkan ijma’ (kesepakatan) Ahlus Sunnah. Barangsiapa yang mengingkari hadits ahad setelah tegaknya hujjah atas dirinya, maka ia kafir !! Rujuk masalah ini dalam kitab Ash-Showa’iq karya Ibnul Qoyyim, atau Mukhtashor-nya karya Al-Maushiliy. Wabillahit taufiq, washollallahu ala Nabiyyina Muhammad wa alihi wa shohbihi wa sallam ". [Lihat Fatawa Al-Lajnah Ad-Da'imah li Al-Buhuts Al-Ilmiyyah wa Al-Ifta' (5/13)]
  • Pintu Ijtihad Belum Tertutup bagi Ahlinya (Ulama’)
Sebagian orang menyangka bahwa pintu ijtihad telah tertutup. Artinya, para ulama’ tidak perlu lagi berusaha menggali dan mengkaji Al-Qur’an dan Sunnah, tapi mencukupkan diri dengan ijtihad yang pernah dilakukan oleh para ulama’ terdahulu.
Ini adalah opini yang keliru. Bahkan para ulama’ boleh berijtihad sesuai dengan kaedah-kaedah Syari’at, seperti Kaedah Ushul Fiqih, Kaedah Mushtolah Hadits, Al-Jarh waAt-Ta’dil, Qowa’id Fiqhiyyah, bahasa Arab, Kaedah Nasikh-Manshukh, ijma’-ijma’ para ulama’. Adapun selain ulama’ yang tidak mengetahui kaedah-kaedah tersebut, maka tak layak baginya berijtihad, seperti kondisi kebanyakan cendekiawan kita, dan juga orang-orang JIL (Jaringan Islam Liberal) serta Ahmadiyyah. Mereka adalah orang-orang jahil, dan menyempal.
Berijtihad bukanlah berarti mengotak-atik wahyu, dan memplintirnya sesuai hawa nafsu kita, walaupun hal itu bertentangan dengan wahyu itu sendiri sebagaimana yang sering dilakukan oleh orang-orang JIL yang pandir.
Adapun para ulama’, maka mereka boleh berijtihad. Pintu ijtihad belum tertutup bagi mereka. Para ulama’ Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang tergabung dalam Al-Lajnah Ad-Da’imah berfatwa dalam hal ini secara resmi, "Pintu ijtihad belum tertutup, bahkan masih terbuka bagi para ahli ilmu dan iman (para ulama’), serta memiliki ilmu tentang Kitabullah, dan Sunnah Rasul-Nya -Shollallahu ‘alaihi wasallam-, serta ucapan para salaf dari kalangan sahabat Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-,dan orang-orang yang mengikuti mereka dalam kebaikan dari kalangan ulama’. Adapun orang yang tidak demikian halnya (yakni, bukan ulama’), maka kewajiban dirinya adalah bertanya kepada para ulama’ sebagaimana yang telah ditetapkan oleh para ulama’". [Lihat Fatawa Al-Lajnah Ad-Da'imah (5/18)]
Jadi, pintu ijtihad masih terbuka bagi para ulama yang ahli, dan paham kaedah-kaedah syari’at; namun tertutup bagi orang-orang jahil.
Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
إِذَا حَكَمَ الْحَاكِمُ, فَاجْتَهَدَ ثُمَّ أَصَابَ, فَلَهُ أَجْرَانِ. وَإِذَا حَكَمَ, فَاجْتَهَدَ ثُمَّ أَخْطَأَ, فَلَهُ أَجْرٌ
"Jika seorang hakim (ulama’) hendak memutuskan (suatu perkara), lalu ia berijtihad, kemudian ia benar, maka ia mendapatkan dua pahala. Jika mau memutuskan perkara, lalu ia berijtihad, kemudian keliru, maka ia akan mendapatkan satu pahala". [HR. Al-Bukhoriy (7352), dan Muslim (1716)]
Dalam hadits ini Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- tidak membatasi waktu bagi seorang hakim (ulama) dalam berijtihad. Selama mereka memiliki kemampuan berijtihad, maka pintu ijtihad terbuka bagi mereka, baik dulu, sekarang, maupun seterusnya.
Faedah : Di dalam hadits ini disebutkan kata "hakim". Maka yang dimaksud dengan "hakim" disini adalah ulama’, karena dahulu yang diangkat jadi hakim adalah para ulama’. Berbeda dengan hakim-hakim pada hari ini, maka mereka umumnya jahil tentang agama Allah!!
Al-Imam An-Nawawiy-rahimahullah- berkata, "Para ulama berkata, "Kaum muslimin bersepakat bahwa hadits ini berkenaan dengan hakim yang ulama, punya keahlian dalam memberikan keputusan. Jika ia benar, maka meraih dua pahala: sebuah pahala atas ijtihadnya, dan sebuah pahala atas kebenarannya. Jika ia keliru, maka ia hanya meraih satu pahala atas ijtihadnya. Para ulama’ itu berkata, "Adapun hakim yang tidak memiliki keahlian dalam memutuskan perkara (yakni, ia bukan ulama’), maka tak halal baginya memberikan keputusan. Jika ia memutuskan perkara, maka ia tak akan mendapatkan pahala, bahkan ia berdosa". [Lihat Al-Minhaj Syarh Shohih Muslim Ibn Al-Hajjaj (12/13)]
Al-Imam Ibnul Mundzir-rahimahullah- berkata, "Hanyalah seorang hakim diberi ganjaran, saat ia keliru, apabila ia adalah seorang ulama’ dalam berijtihad, lalu ia berijtihad. Adapun jika ia bukan ulama’, maka tidak demikian halnya". [Lihat Fathul Bari Syarh Shohih Al-Bukhoriy (13/319)]
Jika seorang hakim memutuskan perkara, tanpa ilmu, atau ia seorang yang jahil, maka ia tak akan mendapatkan pahala, bahkan mendapatkan dosa !!
Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- pernah bersabda,
الْقُضَاةُ ثَلاَثَةٌ: وَاحِدٌ فَيْ الْجَنَّةِ, وَاثْنَانِ فِيْ النَّارِ, فَأَمَّا الَّذِيْ فِيْ الْجَنَّةِ فَرَجُلٌ عَرَفَ الْحَقَّ, فَقَضَى بِهِ. وَرَجُلٌ عَرَفَ الْحَقَّ, فَجَارَ فِيْ الْحُكْمِ, فَهُوَ فِيْ النَّارِ. وَرَجُلٌ قَضَى لِلنَّاسِ عَلَى جَهْلٍ, فَهُوَ فِيْ النَّارِ
"Hakim ada tiga macam: Salah satunya di Jannah (surga), dan dua di neraka. Adapun yang di surga, maka ia adalah seorang yang mengetahui kebenaran, lalu ia memutuskan perkara dengannya. Seorang hakim yang mengetahui kebenaran, lalu ia curang dalam memutuskan perkara, maka ia di neraka. Seorang hakim memutuskan perkara manusia atas dasar kejahilan, maka ia juga dalam neraka". [HR. Abu Dawud (3573), At-Tirmidziy (1322), dan Ibnu Majah (2315). Hadits ini di-shohih-kan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Takhrij Al-Misykah (3735)]
  • Taqlid kepada Al-Imam Asy-Syafi’iy, Boleh ?
Sebagian kaum muslimin pada hari ini bertaqlid buta kepada sebagian ulama. Mereka tak mau tahu apakah ucapan imam yang mereka ikuti sesuai dengan kebenaran ataukah tidak ?! Yang jelas ini adalah pendapat ulama’ fulan.
Realita seperti ini merambat ke negeri kita, Indonesia dengan adanya orang yang ta’ashshub (fanatik) kepada Al-Imam Asy-Syafi’iy -rahimahullah- sehingga segala ucapan Asy-Syafi’iy mereka terima mentah-mentah, tanpa memperhatikan apakah ucapan beliau sesuai al-haq atau tidak ? Sebaliknya, semua ucapan ulama selain ucapan Asy-Syafi’iy, mereka tolak, walapun ucapan itu didasari oleh Al-Qur’an dan Sunnah.
Fakta dan fenomena seperti ini bukan hanya terjadi di Indonesia, di negeri lain juga terjadi, seperti di Maroko, Al-Jaza’ir, Mauritania, dan lain. Mereka taqlid kepada Al-Imam Malik -rahimahullah-.
Benarkah seorang boleh taqlid buta kepada Al-Imam Asy-Syafi’iy atau Al-Imam Malik bin Anas -rahimahullah- atau tidak ?!
Seorang Penanya pernah melayangkan pertanyaan ke Al-Lajnah Ad-Da’imah, "Apa hukumnya orang yang taqlid kepada Al-Imam Malik dalam segala ijtihadnya, serta meninggalkan Al-Qur’an dan Sunnah?"
Maka para ulama’ kita yang duduk dalam Al-LajnahAd-Da’imah menjawab, "Malik -rahimahullah- adalah seorang imam diantara para imam dalam ilmu. Beliau adalah manusia biasa; bisa berbuat keliru, dan benar. Ucapannya boleh dipegangi, dan boleh pula ditolak. Apa saja (diantara ucapannya) yang mencocoki kebenaran, maka harus diterima. Yang tidak cocok dengan kebenaran, maka ditinggalkan. Seorang manusia jika mampu mengambil hukum dari Al-Qur’an, dan Sunnah, maka ia tak boleh taqlid kepada siapapun. Jika ia tak mampu, dan ada perkara agama yang bermasalah bagi dirinya, maka hendaknya ia bertanya kepada ulama’ yang paling terpercaya baginya, dan mengamalkan jawabannya.. Imam Malik, dan lainnya dalam hal itu sama". [Lihat Fatawa Al-Lajnah Ad-Da'imah (5/27)]
Taqlid bukanlah merupakan suatu hal yang wajib kepada seorang pun selain kepada Rasulullah -Shallallahu alaih wasallam-, karenanya Al-Imam Malik-rahimahullah- sendiri pernah berkata,
كُلُّ أَحَدٍ يُؤْخَذُ مِنْ قَوْلِهِ وَيُرَدُّ, إِلاَّ صَاحِبَ هَذَا الْقَبْرِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
"Setiap orang boleh diambil ucapan dan pendapatnya, dan juga boleh ditinggalkan kecuali penghuni kubur ini (yakni Nabi) -Shollallahu ‘alaihi wasallam-" . [Lihat Ar-Rodd Al-Wafir (hal. 95) karya Ibnu Nashiriddin Ad-Dimasyqiy]
Jadi, setiap orang bisa diambil ucapannya, ketika sesuai dengan Sunnah Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wasallam-, bahkan itu wajib setelah nyata kebenarannya. Namun apabila tidak sesuai dengan Sunnah, maka harus dilemparkan jauh-jauh ucapan orang tersebut.
Al-Imam Asy-Syafi’i -rahimahullah- berkata,
كُلُّ مَا قُلْتُ, فَكَانَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خِلاَفُ قَوْلِيْ مِمَّا يَصِحُّ, فَحَدِيْثُ النَّبِيِّ أَوْلىَ فَلاَ تُقَلِّدُوْنِيْ
"Setiap yang saya ucapkan, lalu di sana ada hadits yang shohih dari Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- menyelisihi ucapanku, maka hadits Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- lebih utama (engkau pegangi), dan janganlah engkau taqlid kepadaku". [HR. Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimasyqo (15/9/2) via Shifah Ash-Sholah (hal. 52)]
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah -rahimahullah- berkata, "Apabila ada suatu permasalahan yang menimpa seorang muslim, maka ia meminta fatwa seorang ulama yang diyakini bahwa dia (ulama itu) akan memberinya fatwa berdasarkan syari’at Allah dan Rasul-Nya dari madzhabmanapun. Tidaklah wajib atas seorang di antara kaum muslimin untuk taqlid kepada pribadi tertentu di antara ulama dalam segala yang ia katakan. Tidak wajib atas seorang di antara kaum muslimin untuk melazimi madzhab pribadi tertentu, selain Rasul -Shollallahu ‘alaihi wasallam- dalam segala yang beliau wajibkan dan kabarkan. Bahkan setiap orang di antara manusia boleh diambil (dipegangi) di antara ucapannya atau ditinggalkan kecuali Rasul -Shollallahu ‘alaihi wasallam-". [Lihat Majmu' Al-Fatawa (20/209)]
 
Sumber : Buletin Jum’at Al-Atsariyyah edisi 77 Tahun II. Penerbit : Pustaka Ibnu Abbas. Alamat : Pesantren Tanwirus Sunnah, Jl. Bonto Te’ne No. 58, Kel. Borong Loe, Kec. Bonto Marannu, Gowa-Sulsel. HP : 08124173512 (a/n Ust. Abu Fa’izah). Pimpinan Redaksi/Penanggung Jawab : Ust. Abu Fa’izah Abdul Qadir Al Atsary, Lc. Dewan Redaksi : Santri Ma’had Tanwirus Sunnah – Gowa. Editor/Pengasuh : Ust. Abu Fa’izah Abdul Qadir Al Atsary, Lc.

Usamah bin Ladin, “Sang Mujahid” Pengguncang Tahta Fir’aun Abad Ini

Pegunungan Afghanistan. Seorang lelaki paruh baya nampak menuruni bebatuan terjal. Dengan menggunakan tongkat, pria bergamis coklat muda dengan rompi warna senada itu gesit dan cekatan memijakkan kaki di antara bebatuan. Wajah tirus dengan jenggot lebat dan balutan sorban putih di kepala itu terlihat semangat dan penuh perjuangan. Di bahunya selimut tebal, juga berwarna coklat bertengger menutupi senapan otomatis AK-47, dengan rompi penuh amunisi.
Siapa mengira kepala lelaki itu dihargai 50 juta dolar Amerika. Bahkan kongres Amerika telah menyetujui dikucurkan anggaran sebesar 40 miliar dolar Amerika untuk operasi militer, termasuk memburu lelaki tersebut, hidup atau mati. Tidak salah kalau kemudian lelaki tersebut dijuluki The American’s Most Wanted Man atau manusia yang paling dicari oleh Amerika.
Siapa pula mengira jika lelaki tersebut mewarisi sekitar 300 juta dolar Amerika beserta sebuah perusahaan raksasa yang bergerak di bidang konstruksi, serta seluruh kemewahan dunia. Namun, lelaki tersebut rela meninggalkan rumahnya yang nyaman dan lebih memilih bumi jihad Afghanistan, tinggal bersama para petani dan mujahidin Aghanistan. Dia memasak bersama mereka, makan bersama mereka, dan menggali parit perlindungan bersama mereka. Dialah Syekh Usamah bin Ladin -semoga Allah SWT selalu menjaga beliau- Singa Islam, pemimpin mujahidin abad ini.
Kejarlah Usamah Kau Akan Frustasi
Enam tahun setelah serangan 11 September 2001, pengaruh dan kharisma Usamah bin Ladin semakin menguat, bahkan semakin menggetarkan musuh-musuh Islam, terutama Amerika Serikat. Menteri keamanan Dalam Negeri AS Michael Chertoff mengatakan: “Walaupun Al Qaeda sempat melemah pada 9/11, saat ini kekuatan mereka tumbuh kembali. AS masih menghadapi ancaman berkelanjutan.” Lontaran frustasi ini dikeluarkan AS setelah mengetahui Usamah bin Ladin masih hidup dan muncul dalam sebuah rekaman video terbaru.
Dinas intelijen AS dan para analis menilai Al Qaeda pimpinan Usamah bin Ladin telah menggalang kekuatan dan semakin kuat. Bahkan dalam rekaman tersebut, Usamah memberikan pesan berisi seruan untuk melancarkan serangan baru. PJ Crowley, analis keamanan dari Pusat Kemajuan Amerika berpendapat bahwa Irak merupakan berkah bagi Al Qaeda karena AS menangkap umpan mereka.
Hal ini senada dengan apa yang diutarakan oleh Mike German, mantan agen antiterorisme FBI. Dia mengungkapkan, perang Irak memberi kemudahan bagi Al-Qaeda untuk membunuh warga AS melalui afiliasinya di Irak. Sementara itu Thomas Kean dan Lee Hamilton dari Washington Post berpendapat : “Tidak ada konflik yang butuh paling banyak waktu, perhatian, korban jiwa, dana, dan dukungan selain perang di Irak. Ini menjadi alat rekrutmen dan pelatihan yang kuat bagi Al Qaeda.”
Menurut penilaian analis dan beberapa sumber, jaringan Al-Qaeda yang dipimpin Usamah dalam enam tahun sejak serangan 11 September telah membangun markas besar baru di wilayah terpencil di Pakistan. Kawasan pegunungan yang dihuni oleh kelompok suku Pashtun merupakan tujuan pertama ketika pejuang Al-Qaeda menyelamatkan diri dari serbuan AS yang menggulingkan Taliban di Afghanistan pada 2001 lalu.
Rohan Gunaratna, penulis Inside Al-Qaeda dan pakar terorisme menyatakan bahwa: “Wilayah suku sudah menjadi markas global pergerakan Al Qaeda. Di sana menjadi tempat latihan, perencanaan, dan persiapan serangan terhadap sasaran yang berbau Barat.” Beberapa sumber mengatakan, meskipun keberadaan Usamah hingga sekarang belum diketahui, mereka menyaksikan anak dan calon penerus Usamah, Hamza, baru-baru ini datang ke wilayah suku Pashtun tersebut.
“Tidak ada seorang pun yang tahu di mana Usamah bin Laden. Dua setengah tahun lalu, dia berada di Provinsi Kunar, Afghanistan. Namun sekarang kami tidak tahu di mana dia,” kata seorang milisi. Menangkap Usamah merupakan prioritas AS, bahkan mereka menghargai kepala Usamah sebesar US $ 50 juta. Namun, sampai saat ini mereka tidak mampu mengungkap keberadaannya. Di manakah Usamah berada dan bagaimana beliau bisa lolos dari serangan mematikan pasukan AS dan koalisinya di pegunungan Tora Bora? Berikut kisahnya…
Syekh Usamah bercerita tentang kejadian di Tora Bora: “…Peperangan itu adalah peperangan yang besar yang dimenangkan oleh ahlul iman melawan seluruh kekuatan materialis milik para penjahat dengan dalam bentuk keteguhannya dalam memegang prinsip atas ijin dan karunia Allah. Dan akan kuceritakan penggalan cerita tersebut untuk menunjukkan sifat pengecut mereka dari satu segi dan peranan khondaq dalam melemahkan mereka dari sisi lain.”
Ketika itu jumlah kami mencapai 300 orang mujahid, dan kami telah menggali seratus khondaq (parit) yang tersebar pada wilayah yang tidak lebih dari satu mil persegi, dengan rata-rata satu khondaq 3 mujahid supaya kita dapat menghindari korban personal yang besar yang diakibatkan bombardir. Semenjak serangan pertama Amerika pada tanggal 20 Rajab tahun 1422 H yang bertepatan dengan 7 Oktober tahun 2001 M markas-markas kami menghadapi bombardir yang sangat deras sekali.
Kemudian bombardir itu terus berlangsung dengan terputus-putus sampai pertengahan Ramadhan dan berikutnya pada pagi hari tanggal 17 Ramadhan terjadi bombardir yang dahsyat sekali, khususnya setelah para pemimpin Amerika yakin akan keberadaan beberapa pemimpin Al-Qoidah di Tora Bora yang di antaranya adalah hamba yang faqir (Usamah), dan saudara dan mujahid Aiman adz-Dzawahiri. Bombardir sangat dahsyat, tidak satu menit pun berlalu kecuali ada pesawat tempur yang melintas di atas kami baik siang atau malam.
Kantor komando dikosongkan dan semuanya dikerahkan bersama kekuatan-kekuatan yang bersekutu dengannya, untuk menyapu dan menghancurkan tempat yang kecil ini dan memusnahkannya dari muka bumi. Pesawat-pesawat memuntahkan timah panasnya kepada kami khususnya setelah mereka menyelesaikam kepentingan pokoknya di Afghanistan. Dan tentara Amerika menghujani kami dengan bom yang cerdas (smart bom), bom-bom yang memiliki ribuan artol, bom-bom cluster dan juga bom-bom pembakar goa. Dan pesawat pengebom seperti “B 52″ meraung-raung di atas kami yang mana satu pesawat lebih dari 2 jam, satu kali tembakan antara 20 sampai 30 bom. Dan pesawat “C130″ menghujani kami dengan bomnya. Dan juga bom-bom modern lainnya.
Namun meski bombardir yang begitu besar dan propaganda pers yang menakutkan, yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap sebuah tempat yang kecil lagi terkepung dari berbagai penjuru ini ditambah lagi dengan tentara munafiqin yang mereka bayar untuk berperang selama setengah bulan terus-menerus yang kami kalahkan semua serangan mereka setiap hari atas karunia Allah, dan setiap kali kami pulangkan mereka dengan kekalahan dan membawa mayat-mayat dan orang-orang yang terluka, meskipun sudah begitu pasukan Amerika tidak berani memasuki tempat kami. Maka negara manakah yang lebih jelas pengecut, penakut dan kebohongannya dalam tulisan-tulisan mereka yang mengada-ada terhadap kekuatannya yang semu.
Akhirnya, pertempuran pun berakhir dengan kegagalan besar bagi persekutuan jahat dunia dengan segala kekuatannya melawan sekelompok kecil mujahidin, melawan 300 mujahid yang berada dalam khondaq mereka dalam wilayah 1 mil persegi pada suhu sepuluh derajat di bawah nol. Dan hasil pertempuran itu dari korban personal kira-kira enam persen –kami berharap semoga Allah menerima mereka sebagai syuhada’– dan kerugian pada khondaq dua persen, dan segala puji bagi Allah .”
Jika seluruh pasukan setan internasional yang telah bergabung ini gagal mengalahkan sekelompok mujahidin dengan persenjataan yang terbatas, maka bagaimana mungkin mereka akan mengalahkan dan menguasai dunia Muslim ?
Usamah di Mata Kawan dan Lawan
Tidak bisa dipungkiri, nama Usamah bin Ladin adalah sebuah nama yang memiliki begitu banyak image. Amerika dan antek-anteknya menganggap beliau adalah bosnya teroris, otak, inspirator dari berbagai peledakan yang menimpa mereka, sementara sebagian kalangan dalam tubuh umat Islam ada yang menganggapnya sebagai seorang khawarij karena tindakan ketidakpatuhannya pada pemerintahan Saudi. Ada juga yang menganggap dia sebenarnya adalah agen inteligen AS dengan indikasi tidak pernah tertangkapnya satu orang ini padahal AS adalah pemilik teknologi tercanggih.
Ekstrimnya lagi, bahkan ada yang menganggap Usamah hanyalah tokoh rekayasa AS yang dijadikan sebagai dalih bagi AS untuk mengobok-obok umat Islam. Sedangkan kalangan lain menganggap Usamah adalah pemimpin jihad, icon perjuangan melawan kekuatan kafir dunia.
Penguasaan media oleh orang-orang kafir membuat informasi yang kita dapatkan cenderung memojokkan Syekh Mujahid Usamah bin Ladin. Sedikitnya informasi yang benar-benar bisa dipercaya terkadang membuat kita menjadi ragu-ragu dan penuh tanda tanya. Parahnya bahkan ada yang ikut terjebak dalam image yang dibagun AS, padahal jelas-jelas AS adalah musuh nomer wahid bagi kaum muslimin yang tentu tidak senang dengan hadirnya sosok Usamah. Atau sering juga sebagian kaum muslimin terjebak dalam buruk sangka terhadap sesama muslim tanpa mengetahui detail sebenarnya sehingga tidak segan-segan memberikan cap yang kurang baik.
Padahal, tidak sedikit kaum muslimin yang belum menyelami dan memahami pemikiran Usamah, apa saja yang menjadi latar belakang perlawanannya pada Amerika dan antek-anteknya, pandangannya terhadap berbagai persoalan yang menimpa kaum muslimin di berbagai penjuru dunia, serta solusi yang ia percayai untuk membebaskan kaum muslimin dari ketertindasannya. Siapakah sebenarnya Syekh Usamah bin Ladin ?
Beliau adalah Usamah bin Muhammad bin Awad bin Laden. Jika oleh Amerika dia dijuluki “The American’s Most Wanted Man” oleh kaum muslimin dia diberi gelar “Singa Islam”. Bahkan, sekelompok ulama di Pakistan memberi gelar kepada Syekh Usamah dengan “Saifullah” (Pedang Allah). Apabila Barat memberi gelar kepada orang yang telah melukai perasaan umat Islam dengan ‘sir’ (Salman Rushdy), maka sudah seharusnya umat Islam juga memberikan gelar kepada orang yang melawan Rusia, Amerika, dan Inggris dengan gelar tertinggi dalam Islam yaitu ‘saifullah’, begitu ungkap para ulama di Pakistan.
Syekh Usamah lahir pada tahun 1955 sebagai anak ketujuh dari 50 bersaudara keluarga pengusaha konstruksi tersukses di Arab. Usamah lahir di kota Riyadh, atau juga ada yang menyebutnya di Jedah, Arab Saudi. Usamah meraih gelar kesarjanaan di bidang ekonomi dan manajemen dari universitas King Abdul Aziz, Jeddah. Tapi ada juga yang menyebut Usamah adalah insinyur teknik sipil dari Universitas King Abdul Aziz.
Usamah bin Ladin berasal dari keluarga pengusaha kaya yang bergerak di bidang konstruksi di Arab saudi. Pendiri perusahaan konstruksi tersebut adalah ayah Usamah bin Ladin, bernama Muhammad bin Awwad bin Ladin yang berdarah Yaman. Ayah Usamah memulai usaha dengan bendera “Bin Ladin Corporation”, yang kemudian tumbuh meraksasa dan terbesar di seluruh Timur Tengah. Perusahaan ini bergerak di bidang konstruksi jalan, bangunan, masjid, airport, dan berbagai konstruksi lain di banyak negara di Teluk Arab.
Di masa remaja, Usamah dikenal sebagai orang yang saleh dan taat beribadah. Ia memiliki sifat pemalu, tetapi pemberani, dan rajin membaca. Ia memang mengagumi seorang ulama Saudi terkenal yang kemudian menjadi musuh pemerintah Saudi, yaitu Syekh Safar al-Hawalli. Umur 13 tahun, ia ditinggal ayahnya, yang meninggal karena kecelakaan helikopter tahun 1968. Kekayaan yang diwariskan ayahnya ditaksir sekitar 9 miliar dollar Amerika dan Usamah mewarisi sekitar 300 juta dolar Amerika.
Dalam Risalah Taujihat Manhajiyah Syekh Usamah menjelaskan alasan mengapa Amerika menjadi target serangan-serangan jihadnya. “Ketika para mujahidin melihat bahwa kelompok penjahat di gedung putih menggambarkan masalah tidak dengan sebenarnya, bahkan pemimpin mereka mengaku –orang bodoh yang ditaati– bahwa kami ini iri dengan cara kehidupan mereka, padahal sebenarnya kenyataan yang disembunyikan oleh Fir’aun masa kini sebenarnya kami menyerang mereka karena kedzaliman mereka pada dunia Islam, khususnya di Palestina dan Irak serta penjajahan mereka terhadap negeri Haramain (Makkah dan Madinah). Dan ketika para mujahidin berpendapat untuk memusnahkan opini tersebut dan memindahkan pertempuran ke dalam negeri mereka.”
Syekh Usamah juga mengatakan: “Pada saat darah orang-orang Islam mengalir dan ditumpahkan, di Palestina, Chechnya, Philipina, Kasymir dan Sudan, dan anak-anak kita mati lantaran embargo Amerika di Irak. Dan ketika luka-luka kita belum sembuh, sejak serangan-serangan salib terhadap dunia Islam pada kurun yang lalu, dan yang merupakan hasil dari kesepakatan Saiks-Beko atara Inggris dan Prancis, yang menyebabkan dunia Islam terbagi-bagi menjadi potongan-potongan, sedangkan para kakitangan salib masih berkuasa di dalamnya sampai hari ini, tiba-tiba keadaan yang serupa menghadang kita dengan kesepakatan Saiks-Beko, yaitu kesepakatan Bush-Blair, akan tetapi kesepakatan itu di bawah bendera yang sama dan dengan tujuan yang sama. Benderanya adalah bendera salib dan tujuannya adalah merampas dan menghancurkan umat nabi kita shollallahu ‘alaihi wasallam yang dicintai.”
Memang, Syekh kita ini sangat mencintai Islam dan umatnya. Semangat keagamaan Usamah menjadi kuat ketika perusahaan ayahnya, Bin Ladin Corporation, mendapat proyek perluasan Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Kecintaan Usamah pada kedua tempat suci umat Islam itu akan tampak pada sikapnya yang berani menentang pemerintah Arab Saudi, karena membiarkan kedua tempat suci itu “dikuasai” oleh kaum kafir Amerika.
Beliau juga mencintai jihad, puncak ibadah dalam Islam dan yakin bahwa hanya dengan jihad fi sabilillah saja, kemuliaan dan kejayaan Islam bisa tegak kembali. Berikut kutipan dari beliau: “Seharusnya kita memiliki keyakinan yang teguh, bahwa keselamatan kita dan kebahagiaan kita dalam kehidupan di dunia dan akhirat adalah dengan menegakkan Islam dan jihad. Dengan keduanya itulah kejayaan kita dan kebahagiaan kita dapat tercapai sebagaimana yang telah disebutkan di dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud di dalam kitab Sunannya dari Ibnu Umar ra, bahwa ia berkata, Rasulullah saw bersabda, “Bila kamu telah disibukan oleh berjual beli dengan ‘inah (tipu daya) dan kamu berpegang erat pada ekor sapi dan engkau puas dengan cocok tanam dan kemudian engkau tinggalkan jihad, niscaya Allah SWT timpakan pada diri kamu kehinaan yang tidak bisa lepas daripadanya sehingga kamu kembali kepada agama kamu.” (Abu Dawud)
Khalifah Umar pernah berkata kepada Abu Ubaidah ra.; “Kita adalah kaum yang dimuliakan oleh Allah dengan Islam, dan kalau saja kita mencari kemuliaan dengan yang lain niscaya Allah akan menghinakan kita.” (HR al-Hakim)
Maka selayaknya bagi para reformer untuk mengetahui bahwa jalan menuju reformasi ummat dan menyatukannya di bawah kalimat tauhid, bukan dengan mempresentesikan teori dan mengarang buku saja. Tetapi harus juga diikuti dengan proyek praktis yang melibatkan seluruh ummat –semuanya sesuai dengan kepentingannya– dimulai dari do’a kepada Allah dan berakhir dengan perang fi sabilillah.
Maka berperang fi Sabilillah adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan dari agama kita, bahkan ia adalah puncak tertingginya agama, lalu bagaimana dien itu akan tetap eksis tanpa puncaknya??? Ini adalah kebutuhan yang sangat mendesak untuk kehidupan, kemuliaan dan eksistensi umat kita. Musuh kita telah mengatakan sesuatu yang jujur, meskipun mereka itu pada dasarnya pendusta, ketika ia mengajarkan kepada anak-anaknya, “Kamu berperang, maka kamu akan eksis”. Ini adalah hakekat yang telah diajarkan kepada anak-anak mereka, tetapi mereka kirimkan ajaran kepada kita yang berkebalikan. Bahwa perang mutlak dibutuhkan untuk eksistensi suatu negara yang besar. Lihatlah sejarah, jika kalian menghendaki –di antaranya sejarah Amerika– ia telah mengobarkan puluhan peperangan dalam enam puluhan tahun saja, karena hal itu merupakan kebutuhan yang paling mendesak, maka pada saat Amerika Serikat membuat keputusan yang benar untuk menghentikan perang di dunia; maka hal itu diketahui sebelum yang lainnya bahwa hari itu adalah awal mula lepasnya wilayah mereka dan keruntuhan negeri mereka –hal itu terjadi dengan izin Allah– maka waspadailah segala seruan untuk meletakkan senjata dengan mengatasnamakan seruan untuk perdamaian, karena ia pada hekakatnya seruan untuk merendahkan dan menundukkan kita, dan tidak akan menyambut seruan tersebut kecuali orang jahil atau munafiq.
Kecintaan Usamah kepada jihad dan seruan-seruan jihad yang disampaikan olehnya telah dilakukannya sendiri sejak usia muda. Ketika itu, Usamah baru lulus sebagai insinyur Teknik Sipil dari Universitas King Abdul Aziz di Jeddah pada tahun 1979, bersamaan dengan invasi Uni Soviet di Afghanistan pada 25 Desember 1979. Segera ia terdorong untuk berjihad ke Afghanistan karena melihat penderitaan saudara-saudaranya yang terkepung pasukan Soviet. “Agama kami mengajarkan bahwa tersedia tempat yang lebih baik di akhirat bagi mereka yang bersedia untuk berjihad. Satu hari di Aghanistan sama nilainya dengan 1.000 hari shalat di masjid,” kata Usamah.
Pada awalnya Usamah belum terjun langsung ke medan perang. Dia merekrut ribuan pemuda Arab, membiayai mereka ke Aghanistan, dan menyediakan kamp latihan militer bagi pemuda-pemuda itu. Kamp yang diberi nama “Kamp Al Anshar” (Baitul Anshar) terletak di kota Peshawar, kota Pakistan dekat perbatasan Afghanistan. Di situ, Usamah bekerja sama dengan gurunya, Abdullah Azzam, yang mendirikan Biro Pelayanan Jihad di kota yang sama.
Usamah melatih ribuan sukarelawan Arab di Kamp Al Ansar, yang berasal dari Mesir, Arab Saudi, Al Jazair, Lebanon, Kuwait, Tunisia, Sudan, dan Palestina. Sukarelawan tersebut kemudian dikenal dengan nama “Afghan Al Arab”. Biaya latihan di kamp Al Ansar itu disuplai oleh sebagian besar pengusaha kaya Arab Saudi dan negara Arab Teluk lainnya. Andil terbesar Usamah bin Ladin dan pengikutnya tercatat dalam pertempuran membebaskan kota Jalalabad dari tangan pasukan Uni Soviet.
Pada tahun 1986, Usamah dan puluhan mujahid lainnya berhasil mengusir dan mengalahkan kekuatan Uni Soviet yang menyerang mereka di sebuah kota bernama Jajee, tidak jauh dari perbatasan Pakistan. Bagi para mujahidin Arab, itulah kemenangan pertama mereka atas kekuatan Soviet. Setahun kemudian, Usamah memimpin sebuah serangan terhadap komunis di Shaban. Disini, pasukan Usamah juga berhasil memukul mundur pasukan Soviet. Usamah memang “telah menjual dirinya kepada Allah” dengan terjun langsung ke medan jihad.
“Bagi kami, Usamah adalah pahlawan karena dia selalu berada di garis depan, selalu berdiri dan maju lebih dulu dibanding lainnya,” kata Hamza Muhammad, seorang Palestina yang diserahi mengelola proyek-proyek Bin Ladin Corp, di Sudan. Usamah, lanjut Hamza, tidak hanya memberikan uangnya, tetapi juga memberikan hidupnya sendiri. Ia tinggalkan rumahnya yang nyaman di Saudi dan tinggal bersama para petani Aghanistan dan mujahid Arab. Dia memasak bersama mereka, makan bersama mereka, dan menggali parit perlindungan bersama mereka. Begitulah cara Bin Ladin.
Syekh Abu Hafsh rahimahullah, komandan militer Al Qaida dan wakil Syekh Usamah dalam sebuah biografi tentang beliau menceritakan betapa bahagianya Usamah bin Ladin mendengar peledakan kapal Destroyer USS Cole di Teluk Adn. Begitu mendengar serangan ini berhasil, diceritakan bahwa Syaikh Usamah langsung mengacungkan senapan AK-47 nya ke langit dan menembakkan beberapa rentetan peluru, sembari berteriak bahagia, “Ini adalah pembalasan untuk darahmu, wahai Mihdhar…” Mihdhar adalah Syaikh Abul Hasan Al-Mihdar, yang dibunuh oleh pihak Amerika melalui tangan bonekanya di penguasa Yaman, Presiden Ali Abdulloh Sholeh.
Kapal ini, USS Cole, tadinya akan berangkat untuk memberikan bantuan kepada zionis yahudi dalam memerangi para mujahidin Palestina. Serangan ini menampakkan pengkhianatan negara-negara Arab yang ternyata justru memberikan simpatinya kepada Amerika.
Syekh Umar Bakri Muhammad, ulama ahlus sunnah wal jama’ah dan pendukung mujahidin, khususnya Syekh Usamah bin Ladin, dalam sebuah ceramahnya tentang biografi Syekh Usamah mengatakan: “Ada sebuah berita bagus, dari orang-orang yang baik, yang Insya Allah mereka adalah kelompok yang menang, Al Firqah Al Manshuroh. Mereka adalah orang-orang yang jika berbicara berbicara yang benar. Dan jika mereka berbuat kesalahan, mereka segera mengoreksinya, mereka tahu bahwa mereka tidaklah ma’shum, maka akan saya sampaikan kepada kalian dengan bangga, dengan terus terang, yakni Syekh kami, biar kami ketahui juga siapa syekh kalian, Dia adalah Imam kami, biar kami ketahui juga siapa imam kalian, Dia adalah pahlawan kami dan pemimpin besar kami, biar kami ketahui juga siapa pahlawan kalian dan siapa pemimpin besar kalian, Dia adalah Abu Abdillah, yakni Syekh Usamah bin Ladin.” Subhanallah!
Babak Akhir Pertempuran Yang Menentukan
Dalam sebuah rekaman video terbaru Syekh Usamah berjudul The Solution, Message From Bin Ladin To American, bahkan jenggot Sang Syekh telah membuat bingung pejabat tertinggi dinas intelijen AS. Jenggot yang biasanya berwarna abu-abu milik pimpinan gerilyawan utama di dunia tersebut kelihatan dipotong dan diberi warna hitam dalam rekaman video itu, yang disiarkan beberapa hari menjelang peringatan 11 September lalu, penampilan pertamanya sejak Oktober 2004.
Pertanyaan mengenai jenggot tokoh kelahiran Arab Saudi yang sukar difahami tersebut muncul dalam dengar pendapat di Kongres Senin (10/9/2007), yang menampilkan para ahli senior keamanan AS, termasuk Direktur Dinas Intelijen Nasional Michael McConnell. “Pertama, apakah ini jenggotnya?” demikian pertanyaan yang dilontarkan oleh Senator partai Republik Norm Coleman kepada kepala dinas intelijen AS. “Apakah dapat kita memperkirakan bahwa apakah ini suatu pertanda?” McConnell dengan cepat menampik setiap kemungkinan bahwa bulu di dagunya dimaksudkan untuk mengirim tanda kepada anggota Al-Qaeda.
“Sejauh ini, kami kira itu bukan tanda. Ia melakukan ini secara berkala, sebagaimana telah dilakukan oleh (Aiman) Adz-Dzawahiri (orang nomor dua dalam jaringan itu), dan tak perlu ada korelasi antara salah satu rekaman ini atau pernyataan terbuka dan satu peristiwa khusus,” kata McConnell, seperti dikutip AFP.
Namun ia bertanya-tanya apakah jenggot Usamah bin Ladin itu asli. “Pertanyaan besar di dalam masyarakat pagi ini ialah apakah jenggot tersebut asli, karena sebagaimana anda ketahui, hanya beberapa tahun lalu, terakhir kali ia muncul, keadaannya sangat berbeda”, katanya. “Jadi kami tidak mengetahui apakah jenggot itu diwarnai dan dipotong atau asli, tapi itu adalah salah satu yang kami perhatikan. Namun bukan pesan khusus,” katanya.
Lalu bagaimana dengan serangan 11 September? Apakah serangan itu memang diketahui oleh Syekh Usamah? Apa alasan yang melatarbelakangi serangan tersebut? Banyak kaum muslimin ingin tahu detail masalah ini. Berikut kutipan Syekh Usamah dalam Taujihat Manhajiyah: “Dan pada hari Selasa yang penuh berkah pada tanggal 20 Jumadats Tsani tahun 1422 H bertepatan dengan 11 september 2001 M, persekutuan zionis-amerika memanen anak-anak dan keluarga kami di Al-Aqsha yang penuh berkah dengan pesawat-pesawat dan tank-tank Amerika serta tangan-tangan Yahudi, juga anak-anak kami di Irak menemui ajalnya akibat embargo Amerika dan antek-anteknya yang dzalim sedangkan di sisi lain dunia islam sangat jauh dari penegakkan din secara benar, dan ketika dalam keadaan keputusasaan dan pesimistis pada kaum muslimin –kecuali orang yang dirahmati Allah– dan kedzaliman, penipuan dan permusuhan yang dilakukan persekutuan zionis-amerika. Ketika Amerika negeri paman sam dalam puncak kedzalimannya, tidak memperhatikan siapapun, memalingkan mukanya dari manusia, berjalan di muka bumi dengan penuh kesombongan dan ia menyangka tidak ada seorang pun yang bisa mengganggunya. Ketika itulah mereka diserang dengan tiga atsafi (salah satu tempat peredaran bulan) dan apakah tiga atsafi itu? Ketika bangkit orang-orang yang rambutnya kusut, kakinya berdebu, yang terusir dari semua tempat “Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk.” (QS Al-Kahfi: 130) Mereka terikat di atas aqidah mereka dan tertulis keimanan pada hati mereka, maka mereka pun tidak takut celaan orang yang mencela dalam mentaati Allah, mereka mengharapkan apa yang berada di sisi Allah, jiwa mereka menolak untuk tidur di atas kedzaliman, mereka jual dunia mereka dan mereka tidak mau menjual harga diri mereka, lalu mereka pun menyerang dengan menggunakan pesawat musuh dalam sebuah operasi yang berani yang belum pernah dikenal oleh manusia hal yang semacam itu, mereka hancurkan berhala Amerika, mereka serang markas pertahanan tepat di jantungnya, mereka serang perekonomian Amerika di ulu hatinya, mereka tenggelamkan kesombongan amerika dalam tanah maka runtuhlah dua gedung New York dan dengan itu runtuh pulalah yang lebih besar lagi dari itu semua.
Maka runtuhlah seluruh cerita bohong Amerika yang besar Runtuhlah kebohongan demokrasi Dan nampaklah bagi manusia bahwa ketinggian amerika sangat rendah Runtuhlah kebohongan negara kebebasan (liberal) Runtuhlah kebohongan keamanan bangsa Amerika Dan runtuhlah kebohongan CIA, maka segala puji bagi Allah.
Ringkasnya; bahwasanya Amerika adalah kekuatan yang sangat besar, yang memiliki kekuatan pasukan yang besar dan perekonomian yang terbentang. Akan tetapi semua itu dibangun di atas pondasi yang lemah. Oleh karena itu memungkinkan untuk menyerang pondasi yang lemah itu dan mengkonsentrasikan serangan kepada titik-titik terlemah padanya dan kalaupun hanya diserang sepersepuluhnya saja titik-titik lemah itu maka dengan ijin Allah akan sempoyongan dan melepaskan diri dari kekuasaannya terhadap dunia dan kedzalimannya.
Dan beberapa pemuda yang berjumlah sedikit telah mampu menjelaskan kepada manusia akan adanya kemampuan untuk melawan dan memerangi apa yang dinamakan kekuatan yang sangat besar (adi daya) merkipun seluruh negara bersepakat melawan mereka. Dan mereka mampu membela agama mereka dan memberikan manfaat kepada umatnya lebih banyak dari pada apa yang dilakukan pemerintahan dan bangsa yang berjumlah lebih dari 50 negara di dunia Islam, karena mereka menjadikan jihad sebagai jalan mereka untuk memperjuangkan agama, sebagaimana yang dikatakan oleh Abu Hilalah :
“Dan kemenangan itu ada penyebab-penyebabnya sebagaimana halnya juga kekalahan Dan setiap kelompok yang mewariskan kekekalan itu beruntung Langkah-langkah kemulaan itu bermacam-macam dan yang paling cepat adalah Penumpahan darah … ”
Kini, babak akhir dari pertempuran yang menentukan telah di ambang pintu. Semuanya telah ditakdirkan, dan rakyat AS pun sudah diberi peringatan. Hal ini sebagaimana rekaman video Syekh Usamah, The Solution, “Saya katakan kepadamu (rakyat AS), menyusul kegagalan para wakil anda dari Partai Demokrat untuk melaksanakan keinginan anda mengakhiri perang, anda tetap bisa menjunjung poster-poster anti-perang lalu menyebarkannya di jalanan maupun kota-kota besar lalu anda pulang ke rumah, tapi itu tidak ada gunanya dan akan membuat perang semakin lama…”
“Perang ini benar-benar tidak ada gunanya, sebagaimana isi laporan pihak anda. Salah satu orang paling kompeten dari pihak anda sendiri, yang berbicara mengenai topik ini serta pembentukan opini publik adalah Noam Chomsky, yang berkata jujur mengenai perang ini, namun pemimpin anda yang asal Texas itu tidak menyukai mereka yang menasehati…”
“Di sisi lain, ada dua solusi untuk menyelesaikannya. Pertama, dari pihak kami, dan itu berarti terus meningkatkan pembunuhan dan peperangan terhadap anda. Ini adalah kewajiban kami…”
“Yang kedua adalah dari pihak anda. Saat ini sudah jelas bagi anda maupun seluruh dunia bahwa sistem demokratik adalah impoten dan sistem itu mempermainkan kepentingan dan darah rakyat dengan mengorbankan tentara maupun rakyat demi tercapainya kepentingan perusahaan-perusahaan besar.”
Dalam video tersebut yang berjudul bahasa Arab Al-Hill, Syekh Usamah juga menganjurkan agar orang Amerika membuang sistem pemerintahan demokratis mereka dan memeluk Islam. Sementara itu, para pejabat Kafir Amerika masih terus menganalisis pidato dan nasehat beliau yg berdurasi 30 menit itu, yang menyebut kejadian-kejadian belum lama ini. Laporan pers mengindikasikan rekaman itu tidak mengandung ancaman terselubung pada Amerika Serikat. Namun, siapa yang tahu?
Akhirnya, kalau kita kembalikan kepada sejarah peradaban umat Islam sebagaimana yang telah diriwayat oleh Imam Ahmad, maka saat ini kita bersiap memasuki babak akhir, yaitu era kekhalifahan yang mengikuti pola (Manhaj) Kenabian. Jika diibaratkan sebuah drama, saat ini kita memasuki babak akhir, atau sering dijuluki dengan Akhir Zaman. Memasuki babak akhir ini tentunya akan terjadi peristiwa-peristiwa dahsyat yang mengiringinya, dan itu adalah (bisa saja) dengan tumbangnya adi kuasa dunia, Amerika, yakni kekuasaan George Bush, oleh Sang Mujahid, Syekh Usamah bin Ladin, yang sering juga diibaratkan sebagai ‘Musa’ yang akan mengalahkan Fir’aun Abad ini. Wallahua’lam bis showab!
###################
Dan Syaikh Usamah bin Ladin telah syahid, namun sekalipun beliau telah tiada, kata-katanya akan tetap terus bangun dan hidup sebagaimana perkataan Syaikh Abdullah Azzam: “”Sesungguhnya kalimat kita akan tetap mati beku dan tidak bergerak, hingga ketika kita mati karena kalimat tersebut, kalimat itu akan bangun dan hidup ditengah orang-orang yang hidup”.

Sumber Artikel: arrahmah.com