Rabu, 08 Juni 2011

KISAH WANITA DALAM AL QUR’AN

Didalam Al Qur’an sudah di tuliskan ada wanita – wanita yang baik untuk di ikuti dan ada pula wanita yang wajib untuk di jauhi karena kelakuannya….contoh wanita yang patut di contoh para wanita muslimah yaitu Siti Maryam, dan masih banyak lagi….dan wanita dengan sifatnya yang tidak patut kita contohnya ..istrinya abu lahab yang pembawa kayu bakar…dan lain – lain….
Dalam hal ini ada beberapa contoh tipe wanita
  1. Wanita dengan kepribadian yang kuat, tipe ini di wakili oleh siti asiyah, Istri fir’aun walaupun dalam cengkraman raja yang mengaku Tuhan , tetapi ia tetap teguh menjaga aqdah, ibadah dan harga dirinya sebagai seorang muslim ( S.At Tahrim : 11 )
  2. Wanita yang berusaha menjaga kesuciannya dirinya dan tipe kedua ini di wakili oleh Siti Maryam, dalam surat Maryam di sebutkan bahwa maryam adalah wanita suci yang tidak pernah disentuh oleh lelaki pun.Karena keutamaan inilah , Alloh berkenan mengabadikan namanya dalam Al Qur’an dan menjadikan dirinya ibu dari seorang Nabi Isa AS.
  3. Wanita penghasut, penebar fitnah , pengemar gosip , profokator dan sangat buruk hatinya dan ia adalah hindun , istrinya Abu Lahab, Aal – Qur’an menjuluki wanita ini sebagai “ pembawa kayu bakar “ atau wanita penebar fitnah dan permusuhan ( QS.Al – Lahab )
  4. Wanita pengoda dan perayu, dan di wakili oleh Zulaikha,petualangan dalan mengoda yusuf di jelaskan dalam surat Yusuf : 3
Bahwasanya dalam Al Qur’an sudah jelas bahwa islam memuliakan wanita diantaranya adalah sebagai berikut
1. Wanita diciptakan dari tulang rusuk laki – laki surat an nissa.
” Wahai sekalian manusia , bertaqwalah kepada Rabb kalian sekalian yang telah menciptakan kalian dari jiwa yang satu dari jiwa yang satu itu Dia menciptakan pasanganya, dan dari keduanya Dia memperkembangbiakan laki – laki dan perempuan yang banyak “
( S.An – Nissa : 1 )
2. Cukup menikahi seorang wanita saja.
“ Kemudian jika kalian khawatir tidak berlaku adill maka nikahilah seorang wanita saja atau budak – budak perempuan yang kalian miliki
( S.An Nissa : 3 )
3. Suami diperintah untuk berlaku baik pada istrinya.
“ Dan bergaulah kalian ( para suami ) dengan mereka ( para istri ) secara patut”
( Q.S, An Nissa : 129 )
4. Suami tidak boleh membenci istrinya dan tetap harus berlaku baik terhadap istrinya.
“ Kemudian bila kalian tidak menyukai mereka maka bersabarlah kerena mungkin kalian tidak menyukai sesuatu padahal Alloh menjadikan padanya kebaikan yang banyak”
( QS An Nissa : 19 )
Mudah – mudahan wanita – wanita di indonesia termasuk dalam seperti siti maryam dan siti aisyah dll, dan di jauhi dari sifat buruk seperti istrinya abu lahab.

ATASI KESEDIHAN DENGAN SHOLAT

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh..

Aku diliputi oleh besarnya dosaku, namun setelah kubandingkan dengan ampunan-Mu, Wahai Tuhanku,…ampunan-Mu ternyata lebih besar. Wanita muslimah generasi pertama telah mengenal shalat sebagai hubungan antara hamba dengan Tuhannya, dan hanya orang-orang khusyu’ yang mendapat kemenangan dan keberuntungan di dalamnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, "Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya. " (Al-Mu ' minun ayat 1-2)

Mereka mendirikan shalat malam dengan taat dan khusyu’. Mereka meyakini itu sebagai bekal utama ke alam akhirat. Sesuatu yang sangat membantu dalam menyampaikan dakwah kepada orang-orang adalah dengan shalat. Mereka meyakini bahwa shalat memberikan kekuatan dan keinginan keras untuk menghadapi kesulitan dan masalah-masalah pelik. Mereka juga menyadari bahwa shalat malam adalah merupakan salah satu ibadah utama untuk bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah, di mana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman kepada Sang Da'i Pertama, (Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam), "Dan pada sebagian malam hari sholat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. " . (Al-Isra' ayat 79). Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala  memuji orang-orang yang bangun untuk shalat malam, "Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. " (Adz-Dzariyat ayat 17)

Anas bin Malik radhiallahu’anhu. meriwayatkan bahwasanya Rasulullah masuk ke dalam masjid. Beliau melihat ada tali yang terikat antara dua tiang masjid, kemudian beliau bertanya, "Untuk apa tali ini?"” Ini adalah tali Zainab radhiallahu anha. Bila dia lelah dan mengantuk, maka dia akan bergantung kepadanya”. Rasulullah  bersabda, "Bukalah tali ini. Hendaklah seseorang shalat dalam keadaan bersemangat saja, dan bila dia lelah hendaklah dia tidur." (H.R. Bukhari dan Muslim). Jadi, para wanita itu telah berusaha keras untuk mencapai ridha Allah, tetapi Rasulullah telah memerintahkan mereka agar jangan membebani diri mereka sendiri dengan sesuatu yang di atas kemampuan mereka, karena sebaik-baik ibadah adalah yang selalu dipelihara walaupun sedikit.

Kita mengetahui bahwa saat ini kebanyakan wanita, waktunya terbuang percuma dengan urusan-urusan dunia, siang dan malam. Seandainya mereka mau mendirikan shalat dua rakaat saja di penghujung malam, maka dengannya mereka dapat mengusir syaitan. Sebaik-baik urusan adalah pertengahannya. "Celakalah orang-orang yang berlebih lebihan," Rasulullah  menyebutnya tiga kali berturut-turut”. (H.R. Muslim)
Mutiara Kata : Kehidupan ini sangat singkat, maka jangan Anda persingkat lagi dengan kesedihan. Yakinlah kepada Allah bila Anda benar-benar jujur dalam keimanan, dan bergembiralah dengan hari esok bila Anda telah bertaubat.

oooOooo

Mengapa Allah menyuruh kita bangun bangun di tengah malam untuk melaksanakan sholat tahajjud? Apa rahasia di balik perintah Allah tersebut? Apakah betul orang-orang yang bertahajjud di tengah malam akan diangkat Alllah ke tempat yang terpuji? Mengapa Rasul sangat merkomendasikan Tahajud ? . Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Dan pada sebagian malam bertahajjudlah dengannya sebagai tambahan bagimu.Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji”. (Al- Isra’ ayat 79). Rasulullah pun bersabda, "Jika tidak karena memberatkan umatku, niscaya aku wajibkan tahajud ke atas mereka"

Kata tahajjud diambil dari kata hujud yang berarti tidur. Kata tahajjud dipahami oleh Al-Biqai dalam arti tinggalkan tidur untuk melakukan sholat. Sholat ini juga dinamakan sholat lail/sholat malam, karena ia dilaksanakan di waktu malam yang sama dengan waktu tidur. Rahasia bangun di tengah malam untuk sholat tahajjud, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, Sesungguhnya bangun di waktu malam, dia lebih berat dan bacaan di waktu itu lebih berkesan. Sesungguhnya bagimu di siang hari kesibukan yang panjang”.(Al-Muzzammil ayat 6-7). Ayat ini mengandung dua hal yang sangat mengesankan, yaitu pertama, sengaja untuk bangun malam, dan kedua, bacaan di malam hari memiliki efek dan dampak yang lebih mengesankan. Dengan sengaja bangun malam hanya dapata dilakukan oleh orang yang memiliki niat kuat. Niat yang kuat pasti didorong oleh motivasi yang kuat, sehingga pekerjaan tersebut akan dilakukan dengan ikhlas dan bersungguh-sungguh. Apalagi sholat tahajjud adalah sholat sunnah, yang insya Allah orang yang melaksanakannya adalah orang yang memang punya niat yang ikhlas dan bermotivasi yang kuat. Lain halnya dengan sholat wajib, terkadang kita melaksanakan sholat wajib hanya sekedar “gugur kewajiban”.

Sholat tahajjud dilakukan harus setelah tidur (meskipun sebentar). Apa manfaatnya? . Sudah tentu bila bangun tidur pasti pikiran kita lebih segar. Bayangkan saja dalam sat1 hari, jantung kita berdetak 100.000 kali, darah kita mengalir melalui 17 juta mil arteri, urat darah halus dan juga pembuluh-pembuluh darah. Tanpa kita sadari rata-rata sehari kita berbicara 4.000 kata, bernafas sebanyak 20.000 kali, menggerakkan otot-otot besar sebanyak 750 kali, dan mengoperasikan 14 milyar sel otak. Manusia perlu istirahat, dan tidur adalah istirahat yang sangat baik menurut ilmu kesehatan. Dengan tidur berarti terjadi proses pemulihan sel tubuh, penambahan kekuatan dan otak kita kembali berfungsi dengan sangat baik. Tak heran jika Allah berkehendak agar sholat tahajjud dikerjakan setelah tidur agar pikiran yang fresh akan membantu kita untuk lebih khusyu’ memaknai ayat-ayat Allah yang kita baca.

Bacaan di malam hari lebih mengensankan bila dibandingkan di siang hari, Coba anda tanyakan kepada orang yang hobinya break-breakan (ORARI), mereka lebih senang memilih berkomunikasi di malam hari kira-kira pukul 2.00 – 4.00, karena suara yang dihasilkan di waktu itu lebih cukup bagus dan jernih, meskipun daya jangkauannya sangat jauh. Berbeda dengan siang hari, suara breaker tidak begitu jelas karena banyak frekuensi yang mengganggu. Hal ini menunjukkan bahwa bangun di tengah malam dan menunaikan sholat tahajjud sangat baik untuk berkomunikasi dengan Tuhan, apalagi jika seorang hamba dengan khusu’ memahami makna bacaan ayat Al-Qur’an yang dibacanya, seolah Allah sedang menasihati kita dari apa yang kita baca. Entah itu berkaitan dengan nikmat syurga, ancman siksa neraka hingga tiada terasa meneteslah air mata kita, hilanglah sudah beban di jiwa kita karena kita bukanlah apa-apa, hanya mahluk lemah yang berlumuran dosa.

Prof. Dr. Mohammad Sholeh, MPd dalam disertasinya berjudul “Pengaruh Sholat Tahajjud terhadap Peningkatan Perubahan Respon Ketahanan Tubuh Imunologik : Suatu Pendekatan Psikoneuroimunologi” antara lain mengungkapkan bahwa dalam tubuh manusia ada satu hormone yaitu kortisol sebagai indikator stress terhadap seseorang. Ada dua Indikasi Hormon kortisol tinggi: seseorang dalam kondisi tress, imunitas menurun, kondisi kesehatan buruk dan rentan penyakit. Sebaliknya jika hormone kortisol rendah, kekebalan tubuh meningkat, jiwa tenang, otak jernih, kontrol emosi, yang baik yang berimbas pada komunikasi dengan lingkungan yang baik. Lebih jauh mengungkapkan bahwa system ini berbentuk kimia, cairan, atau sel. Setidaknya ada tujuh bentuk, diantaranya yang disebut dalam dunia kedokteran, yaitu hormon kortisol, eosinofil, neutrofil, sel-K, basofil, makrofag dan imunoglobulin (IgA, IgM, IgG, IgD dan IgE).
Sebagai contoh, darah itu berwarna merah. Bila diambil dan diberi reagent (sejenis zat kimia yang biasa digunakan untuk nge-tes golongan darah), warnanya bisa berubah dan berbeda bentuk. Perubahan dan perbedaan bentuk ini menunjukkan fungsi yang berbeda, seperti ada sel yang namanya MAKROFAG, diambil dari kata Makro (besar) dan fag (pemakan). Itu adalah sel yang berfungsi memakan sel lainnya yang tidak normal. Nah sekresi (proses mengeluarkan dari dalam tubuh) MAKROFAG tergantung kondisi Psikis seseorang. Jika kondisi jiwanya kacau, misalnya anak nakal, istri atau suami menyeleweng, pekerjaan kantor menumpuk, kondisi ekonomi jatuh, dan atau problem hidup lainnya biasanya seseorang akan mudah stress. Dalam keadaan seperti ini, jika otak kita diphoto, teksturnya akan terlihat kacau. Jika makrofag tidak bersekresi oleh tubuh, maka akan berbahaya. Jika sekresinya hipo alias kurang, jadilah rentan penyakit, baik itu yang ringan ataupun yang berat seperti kanker : prostat, ginjal, rahim atau payudara. Karena sel-sel yang tidak normal yang ada dalam tubuh tak termakan oleh MAKROFAG. Tetapi jika kita rajin sholat dan tahajjud, iInsya Allah tak akan ada kanker tersebut.

Sholat dan tahajjud yang dimaksudkan adalah sholat dan tahajjud yang benar-benar "khusu' dan ikhlas" sebagaimana  Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, "Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam".(Al An'aam ayat 162). Dengan sholat tahajjud yang dilakukan secara rutin, ikhlas, dan khusyu’ akan mampu menciptakan karakter baru serta tangguh bagi pelaksananya, sehingga kita akan memiliki persepsi dan motivasi yang positif yang nantinya akan terhindar dari stress.

Rosulullah seusai sholat Isya’ berjama’ah, beliau kembali ke rumah, kemudian menunaikan sholat sunah sebanyak dua rakaat. Selanjutnya beliau tidur dengan didampingi siwak dan sajadah disamping kepalanya. Pada sepertiga malam Rosulullah bangun dan berdoa. Di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud dijelaskan bahwa Rosulullah menunaikan sholat malam ketika mendengar ayam jantan berkokok. Sedangkan doa beliau adalah sebagaimana Surat Ali Imran ayat 191-194, “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. Ya Tuhan kami, sesungguhnya siapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada lagi orang-orang yang zhalim seorang penolong pun. Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman (yaitu) : Berimanlah kamu kepada Tuhanmu, maka kami pun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah kami atas dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbakti. Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rosul-rosul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji”.

Kemudian mengambil air wudhu, lalu beliau menggosok gigi dengan siwak, barulah beliau menunaikan sholat tahajud. Sebelum menunaikan sholat tahajud, beliau membukanya dengan dua rakaat sholat sunah terlebih dahulu (sholat sunah iftitah). Zaid bin Khalid Al-Juhni menggambarkan mengenai sholat malam Rosulullah bahwasanya “Rosulullah memulai sholat malam dengan dua rakaat ringan (cepat), kemudian sholat dua rakaat yang panjang, lalu sholat dua rakaat lebih pendek dari dua rakaat sebelumnya, sholat dua rakaat lagi lebih cepat dari dua rakaat sebelumnya, sholat lagi dua rakaat yang lebih cepat dari dua rakaat sebelumnya, sholat kembali dua rakaat lebih cepat dari sebelumnya, dan terakhir sholat satu rakaat. Jadi semuanya genap tiga belas rakaat”. (HR Muslim). Dijelaskan oleh Imam Muslim bahwa tiga belas rakaat yang dilakukan Rosulullah tersebut, dua rakaat diantaranya adalah sholat sunah qabliyah (sebelum) shubuh, bukan sholat tahajud, sehingga akhir sholatnya adalah dua rakaat sunah qabliyah, bukan satu rakaat witir. Ibnu Majah mengatakan bahwasanya Rosulullah tidak selalu menunaikan sholat malam dengan tiga belas rakaat, terkadang beliau menunaikan sholat malam dengan sebelas rakaat, terkadang juga cukup dengan sembilan rakaat saja.

Di dalam shahih Muslim dikisahkan bahwa terjadi dialog antara sahabat Qatadah dengan ‘Aisyah istri Rosulullah. Qatadah bertanya mengenai sholat witirnya Rosulullah, dan ‘Aisyah menjawab bahwa beliau mengerjakan sholat sebanyak sembilan rakaat, beliau tidak duduk kecuali pada rakaat ke delapan. Pada saat duduk,beliau berdzikir dan membaca tahmid, tetapi beliau tidak salam. Kemudian setelah lama duduk, beliau berdiri untuk rakaat ke Sembilan. Dan pada rakaat sembilan ini,setelah duduk berdzikir dan membaca tahmid beliau mengucapkan salam. Setelah itu, beliau sholat dua rakaat dalam keadaan duduk, tetapi setelah beliau menginjak usia lanjut, beliau mengurangi jumlahnya dari Sembilan menjadi tujuh rakaat. Dengan tata cara yang sama ketika beliau menunaikan sholat witir dengan sembilan rakaat.

Rosulullah menunaikan sholat tahajud dengan bacaan yang pelan tapi masih dapat didengar dari kamar ‘Aisyah. Tidak selamanya beliau membaca pelan, terkadang beliau membaca dengan keras (jahr). Untuk bacaan yang hukumnya panjang,beliau membacanya dengan mad yang jelas dan benar-benar panjang. Pada masa akhir hidup beliau terkadang Rosulullah membaca surah di dalam sholat tahajud sambil duduk, setelah bacaan di dalam sholat tahajud tersebut kurang dari tiga puluh ayat, atau empat puluh ayat beliau berdiri menyempurnakannya.

Dalam riwayat yang lain, Rosulullah jika membaca surah dalam sholat sambil duduk, maka rukuk dan sujudnya juga dikerjakan sambil duduk. Begitu keterangan yang disampaikan oleh ‘Aisyah. Dan jika di dalam bacaannya terdapat ayat yang menyebutkan rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala, beliau berdoa memohon kepada-Nya, jika membaca ayat yang berisikan mengenai adzab, beliau meminta perlindungan, dan jika beliau membaca ayat yang menyebutkan mengenai kesucian Allah Subhanahu wa Ta’ala, beliau bertasbih. Surah yang dibaca pada dua rakaat setelah tahajud adalah Surah Al-Kafirun dan Al-Zalzalah. Dan jika Rosulullah ketinggalan sholat tahajudnya karena tertidur atau beliau sedang sakit, maka beliau qadha’ sholat tahajudnya di siang hari dengan jumlah dua belas rakaat. Dua belas rakaat tersebut tanpa disertai witir, karena yang diqadla hanya sholat tahajudnya saja. Namun jika Rosulullah sedang sakit, beliau tidak melakukan sholat tahajud.

Demikian yang dapat disampaikan sebagai tambahan note saudari Zulfa Rahimah tergabung dalam Group Dibawah Naungan Al-Qur'an, semoga bermanfaat…amiin. Bilahit taufik wal hidayah, wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh (MM 08062011)

oleh Suprih Koesoemo

Menghadapi Orang Tua Pemarah

Pertanyaan:
Saya mempunyai masalah keluarga yang agak berat. Rumah tangga orang tua saya, khususnya kedua orang tua saya, sering kali cekcok. Padahal, usianya sudah sangat uzur (keduanya berusia di atas 60 tahun). Ayah saya mudah sekali marah. Sekecil apa pun penyebabnya bisa menyebabkan dia marah. Parahnya, kalau dia sudah marah, dia sering sekali bertindak kasar kepada ibu saya.
Bapak saya sekarang ini sudah agak pikun. Menurut cerita, dulu, bapak saya pernah mempelajari ilmu yang bertentangan dengan agama. Saya kurang tahu ilmu apa yang dipelajari oleh bapak saya dulu. Sekarang, dia tidak bisa melepaskan diri dari ilmu itu. Entah benar atau tidak, saya sendiri tidak paham. Kata ibu saya, pengaruh ilmu itulah yang membuat bapak saya gampang sekali marah dan suka bertindak kasar.
Ibu saya sudah shalat dan puasa, walaupun buta huruf. Tetapi bapak saya tidak shalat dan puasa karena kondisinya sakit-sakitan. Bapak saya juga buta huruf.
Redaksi yang terhormat, tolonglah saya. Bagaimana menyelesaikan masalah ini.

Jawaban:
Biasanya, ketika usia sudah senja, kondisi emosi seseorang relatif labil. Oleh karena itu, Allah perintahkan untuk bersikap dan berkata-kata baik kepada seseorang yang mendapatkan kedua orang tuanya sudah berusia senja, seperti firman Allah,
وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُواْ إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاَهُمَا فَلاَ تَقُل لَّهُمَا أُفٍّ وَلاَ تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلاً كَرِيماً
Dan Rabb-mu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu-bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’, janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (Q.S. Al-Isra’:23)
Namun, kondisi bapak Saudara, perlu dilihat lagi, sebab itu mungkin muncul karena kondisi emosinya yang labil atau merasa frustasi dan tidak berhasil dalam hidupnya, tidak mesti karena pengaruh ilmu tenaga dalam yang pernah dimilikinya. Walaupun, bisa jadi, ilmu-ilmu tersebut memiliki pengaruh terhadap kondisi emosionalnya.
Oleh karena itu, diperlukan kesabaran dari Saudara dan keluarga Saudara dalam menghadapi kondisi bapak Saudara tersebut, apalagi kalau (beliau, ed.) sudah pikun.
Kemudian, melihat kondisi bapak Saudara, berdasarkan cerita Saudara, kami merasa ikut sedih, lantaran (beliau, ed.) meninggalkan shalat dan puasa hingga menjelang usia lanjut. Ini merupakan satu musibah besar dan dikhawatirkan menjadi tanda su’ul khatimah (akhir hidup yang jelek). Karenanya, Saudara punya kewajiban mendoakan agar Allah memberikan hidayah kepadanya sebelum ia meninggal dan mendakwahinya sekuat tenaga, agar paling tidak, bapak Saudara bisa mengenal akidah Islam yang benar dan bertauhid dengan benar serta menjalankan ibadah shalat sebelum meninggalnya. Lakukanlah pendekatan dan berusahalah menjelaskan kepadanya hakikat Islam dan akidahnya, sehingga bisa terlepas dari kesyirikan.
Seandainya benar ia pernah memiliki ilmu kanuragan yang bertentangan dengan syariat maka hendaklah ia segera menghilangkannya dan meninggalkannya, dan kalau dirasa perlu, bisa dibantu mengusir jin-jin yang pernah menjadi khadamnya (pembantunya) dalam menerapkan ilmu kanuragan tersebut dengan ruqyah yang sesuai dengan syariat.
Kemudian, ajari dan tuntun ia tentang Islam dengan lemah lembut, sabar, dan baik, serta jangan lupa perbanyaklah berdoa untuknya.
Demikianlah jawaban kami. Mudah-mudahan Allah memberikan hidayah kepadanya dan kita semua dan semoga Allah memberikan anda dan kita semua bekal kesabaran dalam berdakwah kepada agama Allah yang hanif ini.
Dijawab oleh Ustadz Kholid Syamhudi.
Sumber: Majalah As-Sunnah, edisi 5, tahun IX, 1426 H/2005 M. Disertai penyuntingan bahasa oleh redaksi www.KonsultasiSyariah.com.
Artikel www.KonsultasiSyariah.com